PERGERAKAN NASIONALISME ASIA-AFRIKA
Rabu, 04 Februari 2015
Selasa, 03 Februari 2015
PERGERAKAN NASIONALISME ASIA-AFRIKA SETELAH PD II
A.NASIONALISME DI KAWASAN
ASIA AFRIKA
Nasionalisme adalah suatu sikap politik
dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah
serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa
tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :
1. Nasionalisme ialah cinta pada tanah air,
ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
2. Nasionalisme ialah suatu keinginan akan
kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.
3. Nasionalisme ialah suatu kebaktian
mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati
yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada
bagian-bagiannya.
4. Nasionalisme adalah dogma yang
mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu
sendiri.
lahirnya
Nasionalisme Asia dan Afrika
Maksud dari nasionalisme Asia dan Afika adalah aliran
yang mencerminkan bangunnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi
terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat.
Dengan demikian nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang
menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat.
Adapun faktor-faktor yang mendorong timbulnya Nsionalisme
Asia dan Afrika adalah sebagian berikut.
- Adanya
penjajahan bangsa-bangsa Barat yang menimbulkan penderitaan dan
kesengsaraan.
- Adanya
kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang pernah mengalami
kejayaan, seperti Indonesia masa kejayaan
Sriwijaya dan Majapahit.
- Munculnya
kaum intelektual yang kemudian menjadi penggerak dan pemimpin pergerakan
nasional.
- Adanya
kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, yang mendorong bangsa-bangsa Asia
dan Afrika untuk bangkit melawan penjajahan bangsa-bangsa Barat.
Nasioanalisme bangsa-bangsa Asia dan Afrika memiliki tiga
aspek dan tiga tujuan, yakni:
- Aspek
politik, yakni bertujuan untuk mengusir penjajahan asing untuk mendapatkan
kemerdekaan.
- Aspek
sosial-ekonomi, yang berusaha menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan
bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari penderitaan dan
kesengsaraan serta kemelaratan.
- Aspek
budaya, yakni berusaha untuk menggali dan menghidupkan kembali budaya asli
warisan nenek moyang yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Pergerakan Nasionalisme di Cina
Cina merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini
diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah
satu dinasti asing yang pernah menguasai Cina adalah dinasti Manchu (dinasti
Ching) 1644 – 1912 yang berasal dari Manchuria.Dari keterangan di atas, apakah
Anda dapat menduga bagaimana munculnya nasionalisme dari negara tersebut? Kalau
belum bisa, simaklah uraian selanjutnya. Nasionalisme Cina tersulut setelah
rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti keturunan
Cina. Kebencian itu semakin memuncak setelah bangsa Inggris mengungguli pasukan
kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai lemah dan bertanggung
jawab atas penderitaan rakyat Cina akibat penjajahan bangsa Eropa, AS dan
Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu tahun 1911 digulingkan oleh
rakyatnya sendiri dan Cina menjadi republik. Namun republik ini rapuh karena
panglima perangnya saling bertikai. Apakah Anda tahu siapakah tokoh nasionalis
Cina? Betul sekali, salah satu tokoh nasionalis Cina adalah Dr. Sun Yat Sen.
Berikut ini simaklah perjuangan Dr. Sun Yat Sen .
Dr. Sun Yat Sen merupakan tokoh nasionalis Cina ternama. Ia mencita-citakan
Cina baru yang didasarkan San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu
nasionalisme, demokrasi dan sosialisme.Revolusi nasional di bawah pengaruhnya
meletu di Wuchang 11 Oktober 1911. Mulanya revolusi ini berperan di Cina
Selatan, sementara Cina Utara masih dikuasai orang Manchu (kaisar Pu Yi) dan
para Warlord (panglima perang).
Demi membentuk Cina bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden jendral Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang (Partai Nasionalis). Antara 1916-1922 di Cina terjadi kekacauan dan akhirnya dapat dipadamkan dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir hayatnya 1924.Pengganti Dr. Sun Yat Sen adalah Chuang Kai Shek.
Demi membentuk Cina bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden jendral Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang (Partai Nasionalis). Antara 1916-1922 di Cina terjadi kekacauan dan akhirnya dapat dipadamkan dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir hayatnya 1924.Pengganti Dr. Sun Yat Sen adalah Chuang Kai Shek.
Chiang berhasil mengalahkan panglima perang. Keberhasilan Chiang ditopang
oleh cara agen komunis yang mempengaruhi rakyat(petani di Utara) untuk
menentang para panglima perang. Tetapi Chiang khawatir kaum komunis akan
berbalik menentangnya. Kemudian, dia memerintahkan pembantaian para pendukung
kaum komunis. Jenderal Chiang Kai Sek dan kaum komunis walaupun telah berjuang
bersamasama, tetapi satu sama lain tidak saling percaya. Salah seorang komunis
yang bernama Mao Zedong selamat dari pembantaian itu. Kemudian dia memimpin
perlawanan dengan membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada Soviet. Akhirnya
pasukan Mao berjaya. Tahun 1949, Mao mendirikan Republik Rakyat Cina (RRC).
Sementara Chiang Kai Shek yang di dukung Amerika Serikat namun tidak di dukung
oleh rakyat (petani) beserta pendukungnya meninggalkan Cina daratan maupun
lautan melanjutkan pemerintahan menurut garis politik kuo Min Tang.
2. Pergerakan Nasionalisme di Turki
Turki pernah menjadi negara adidaya. Pada jamannya dimana wilayah
kekuasaannya meliputi jazirah Belkan, Afrika Utara dan jazirah Arab.
Nasionalisme dan revolusi bangsa Turki terjadi setelah Perang Dunia I, dimana
Turki berada dipihak yang kalah dan harus tunduk pada keputusan sekutu antara
lain menyeragkan wilayah kekuasaannya. Prancis, Inggris dan Italia mendapatkan
wilayah Turki di Afrika dan Jazirah Arab. Sementara Yunani di Belkan memperoleh
kemerdekaannya dari Turki. Nasionalisme Turki semakin tumbuh setelah
negara-negara sekutu berusaha terus melemahkan Turki dengan cara membantu
gerakan nasionalis Yunani merebut wilayah Turki di bagian Barat Balkan tahun
1919.
Dalam perang melawan agresi Barat tampil Mustapha Kemal Pasha (tokoh
militer Turki) yang bersimpati pada gerakan Turki Muda. Gerakan ini dianggap
sebagai realisasi dari nasionalisme Turki karena terbentuk atas dasar semangat
kebangsaan yang berusaha mengusir kekuasaan Barat/ asing dan menentang rezim
lama yang lemah (Sultan hamid II). Gerakan tersebut berhasil mengusir sekutu
dan memaksanya untuk duduk dimeja perundingan Perjanjian Laussane 1923
berisikan
- Turki tetap
berdaulat, hanya kehilangan daerah pendudukannya di jazirah Arab. Kemal Pasha
berhasil mempengaruhi Majelis nasional (semacam Parlemen)untuk membuktikan
memberhentikan Sultan serta mendirikan negara Republik Turki. Ia menjadi
presiden pertama pada 29 Oktober 1923 dan memindahkan ibukota dari Istambul
(wilayah Eropa) ke Arkara (di Asia).
3. Pergerakan Nasionalisme di Filiphina
a. Sebab-sebabnya
Kebangkitan nasionalisme Flipina termasuk yang tumbuh lebih awal di
bandingkan dengan kebangkitan nasionalis negara-negara asia tenggara
lainnya. Hai itu dilatar belakangi oleh system pemerintahan kolonial yang
melaksanakan dua model kekuasaan, sebagai berikut :
1. Pemerintah sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung
jawab langsung kepada Raja Spanyol.
2. Pemerintahan agama dipimpin oleh Uskup dan bertanggung jawab
langsung kepada Paus di Roma. Peran pemerintahan agama sangat membantu rakyat
Filipina dalam menumbuhkan kesadaran sebagai bangsa karena system pemerintahan
itu berfungsi untuk mendidik rakyat sebagai missionaries dalam penyebaran agama
Katolik di Filipina.
Sebab-sebab
timbulnya nasionalisme di Filipina antara lain :
1. Imperialisme Spanyol yang bertindak kejam dan kolot. Tidak ada
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. Setiap tuntunan mengenai-mengenai
perbaikan pemerintahan, dianggap sebagai pengkhianat
an terhadap Spanyol dan dihukum secara kejam.
2. Lahir
kaum inteletual atau golongan terpelajar. Datangnya bangsa Spanyol yang
menyebarkan agama katolik Roma, akan membawa Bangsa Filipina ke cara-carahidup
Eropa, sehingga menggantikan cara hidup asli. Pendidikan Filipina termasuk
maju, dibandingkan dengan negara-negara Asia, karena mendapat pendidikan dengan
system negara Barat. Pendidikan tersebut menimbulkan golongan pelajar yang tau
bahwa mereka dijajah. Mereka ingin merbeka.
3. Penguasa gereja yang mengekang kehidupan bangsa Filipina. Sebagian
besar tanah Filipina milik biara, sehingga para petani Filipina hanya sebagai
penyewa tanah belaka. Hidup para petani sangat menderita.
4. Pengruh paham-paham baru seperti demokrasi dan liberalisme.
Pembukaan Terusan Suez mempermudah hubungan Eropa dan Asia. Oleh karena itu
buku yang memuat paham demokrasi dan liberalisme dengan mudah masuk ke Asia,
termasuk ke Filipina. Sebaliknya banyak orang Asia pergi ke Eropa, sehingga
mengenal Nasionalisme Barat, yang dibawa ke Filipina.
5. Pengruh revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang menentang imperialisme
Spanyol. Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828), membuka mata bangsa
Filipina bahwa Spanyol dapat dikalahkan.
b. Gerakan Nasionalisme Filipina
Gerakan Nasionalisme Filipina sebagai berikut:
Companerismo artinya persahabatan, merupakan gerakan nasional yang pertama
di Filipina yang lahir pada tahun 1880, tujuannya adalah mengusahakan
pendidikan yang patriotis.
Liga Filipina didirikan oleh Jose
Rizal pada tahun 1982. tujuannya mempersatukan Filipina untuk
menentang penjajah Spanyol. Ia merupakan pelopor kemerdekaan dan perlawanan
nasional Filipina. Ia seorang dokter, ahli sastra, dan telah mengunjungi
Spanyol, Prancis, Jerman, dan Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan
menggemparkan pemerintah kolonial Spanyol di Filipina.
Judul bukunya adalah Noli metangere, yang artinya jangan
menyinggung saya. Isi buku itu mengkritik pedas penguasa greja dan pemerintah
kolonial. Ia ditangkap dan diasingkan. Para pemimpin gerakan kemerdekaan, Jose
Rizal diasingkan, menganggap bahwa dengan jalan damai sulit untuk memperoleh
kemerdekaan. Untuk itu mereka melaksanakan jalan pemberontakan
bersenjata.
Pada tahun 1893 Andres
Banifacio mendirikan katipunan, yaitu gerakan
nasionalis untu kelawan penjajah Spanyol.
Pergerakan kebangsaan di Filipina meletus dalam bentuk pemberontakan katipunan terhadap
kekuasaan Spanyol sejak tahun 1896 yang dipinpin oleh Jose Rizal, namun pemberontakan itu
gagal. Andres Banifacio kemudian memimpin gerakan rahasia, yaitu Liga Filipina.
Mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal
30 Desember 1896. Kematian Jose Rizal menimbulkan kemarahan rakyat Filipina
untuk mengusir Spanyol.
Ini terbukti sejak tahun 1896 pemberontakan rakyat Katipunan melawan
penjajah Spanyol, dilanjutkan oleh Euriho Aqwnaldo yang terus berkobar.
Pemerintah Spanyol tidak berhasil menindasnya. Pemberontakan semakin besar,
akhirnya Spanyol mengadakan perjanjian Filipina, yaitu Perjanjian
Biacna Bato(1897), dengan Aqwnaldo, yang berisi: Spanyol berjanji akan
mengadakan perbaikan pemerintahan dalam 3 tahun. Tetapi Aqwnaldo dan
kawan-kawan harus meninggalakn Filipina (yaitu ke Hongkong) ternyata setelah ia
meningalkan Filipina maka perjuangan melawan penjajah berhenti.
Bahkan pada saat perebutan daerah koloni di sekitar Laut Karibia antara
Amerika dan Spanyol tahun 1898. Spanyol memusatkan perhatin terhadap perang
itu.
Melihat keadaan ini Euriho Aqwnaldo kembali ke Filipina. Euriho Aqwnaldo
kembali untuk memproklamasikan Filipina sebagai negara yang yang merdeka pada
tanggal 12 Juni 1898.
Bersama Amerika ia melawan Spanyol. kemudian ia menggempur tentara kolonial
Spanyol. Spanyol mundur maka Filipina jatuh. Tinggal manila yang belum jatuh.
Pada tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Kemudian sementara itu, Amerika
yang memperoleh kemenangan atas Spanyol dalam perang di Laut Karibia. Dalam
perjanjian perdamaian Paris tanggal 10 Desember 1898 Spanyol menyerahkan
Filipina kepada Amerika, dengan menerima uang sebanyak $20.000.000,00.
Penjajah Spanyol pergi dari Filipina. Filipina lepas dari penjajah Spanyol,
tetapi jatuh lagi ke tangan Amerika, yang lebih kuat dan besar. Untuk itu,
Amerika tidak mengakui kemerdekaan Filipina yang telah diproklamasikan pada
tanggal 12 juni 1898, bahkan sebaiknya, daerah itu dijadikan sebagai daerah
jajahan Amerika sejak tahun 1898. Tetapi Euriho Aqwnaldo, dan tetap memegang
teguh kemerdekaan Filipina.
Pada tahun 1898 itu juga UUD terbentuk, dan Euriho Aqwnaldo menjadi
presiden. Perjuangan melawan Amerika dimulai. Dua tahun lamanya ia melawan
Amerika, namun belum berhasil. Pada tahun 1901 Amerika dengan tipu muslihatnya
berhasil menangkap Euriho Aqwnaldo. Tetapi gerilyawan- gerilyawan lainya
meneruskan perjuangan sampai tahun 1902.
c. Kemerdekaan Filipina
Baru pada tanggal 4 Juli 1946 Amerika menepati janjinya memberi kemerdekaan
Filipina dengan Manuel Quezon
sebagai presiden yang pertama.
Tetapi di awal kemerdekaan tersebut, bangsa Filipina hanya diberikan
kemerdekaan dalam bidang sosial politik saja sebagai wujud pengruh Amerika,
sedangkan bidang ekonomi masih dikuasai oleh Amerika. Begitu juga dengan
masalah militer, Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer
(Clark dan Subic) yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik
setelah usainya perang dunia II. Tokoh-tokoh pergerakan nasional Filipina yang
popular menjelang kemerdekaan Filipina adalah: Manuel Quezson, Manuel Roxas,
dan Romula.
4. Pergerakan Nasionalisme di India
a. Pemberontakan Sepoy
Sampai awal abad
ke-19, sebagian besar wilayah India telah jatuh ke tangan Inggris. Eksploitasi
Inggris telah menimbulkan kesengsaraan dan kebencian rakyat India terhadap
Inggris. Dengan diprakarasi oleh para prajurit India yang masuk dinas militer
Inggris (tentara Sepoy) meletuslah suatu pemberontakan yang dikenal sebagai
Pemberontakan Sepoy.
Pemberontakan Sepoy
membawa akibat sebagai berikut.
1) Lenyapnya Dinasti
Moghul sebab Sultan Bahadur Syah, Raja Moghul terakhir ditangkap dan dibuang ke
Rangoon hingga meninggal di sana.
2) East India Company
(EIC) dibubarkan. Selanjutnya sejak tanggal 1 November 1858 secara resmi India
diambil alih oleh pemerintah Inggris.
3) Rakyat India sadar
bahwa gerakan militer tersebut dilaksanakan secara tergesa-gesa. Di samping
itu, mereka juga sadar bahwa Inggris tidak mungkin dapat diusir dengan kekerasan
senjata. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh adalah dengan membentuk
organisasi politik dan perkumpulan agama. Pada tahun 1885 berdirilah All Indian
National Congres sebagai organisasi politik yang pertama di India.
Meskipun gerakan militer Inggris tidak diikuti oleh masyarakat umum, namun menjadi pendorong lahirnya pergerakan nasional India. Sebab-sebab timbulnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:
Meskipun gerakan militer Inggris tidak diikuti oleh masyarakat umum, namun menjadi pendorong lahirnya pergerakan nasional India. Sebab-sebab timbulnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:
1) Perbaikan nasib
rakyat oleh pemerintah Inggris setelah pemberontakan Sepoy tidak kunjung datang
sehingga rakyat India-lah yang harus bergerak sendiri.
2) Hanya orang-orang Inggris-lah yang duduk di pemerintahan, sedangkan orang-orang India tidak diperkenankan ikut serta.
2) Hanya orang-orang Inggris-lah yang duduk di pemerintahan, sedangkan orang-orang India tidak diperkenankan ikut serta.
3) Kebudayaan Barat
yang dipaksakan oleh Inggris, menimbulkan reaksi keras dari rakyat India yang
ingin tetap mempertahankan kebudayaan India asli. Kebudayaan Barat dianggap
terlampau materialistis pada hal kebudayaan India lebih mementingkan kejiwaan
dan kerohanian.
4) Munculnya kaum
terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat Mereka telah mengetahui apa
itu liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.
5) Pemberian status
dominian Kanada tahun 1867 menimbulkan keinginan bangsa India untuk memperoleh
status yang sama.
c. Macam-Macam Gerakan Nasional India
Gerakan nasionalisme di
India tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di dalam bidang keagamaan
(kerohanian). Nasionalisme India bukan hanya gerakan kebangsaanuntuk mencapai
kemerdekaan, tetapi juga untuk pembaharuan manusianya.
1) Brahma Samad
1) Brahma Samad
Gerakan ini bertujuan
untuk membersihkan kepercayaan umat Hindu dari hal-hal yang mengotori agama dan
memberantas keburukan yang ada dalam masyarakat Hindu. Misalnya upacara Sati
harus dihapus sebabdianggap sebagai pembunuhan. Di samping itu, Brahma Samad
melarang adanya perkawinan di bawah umur dan poligami. Tokoh gerakan ini ialah
Ram Mohan Roy.
2) Rama Krisna
Rama Krisna adalah
aliran yang menghendaki kembali kepada ajaran agama Hindu yang murni. Tokohnya
adalah Swami Vivekananda.
3) Santineketan
Gerakan ini bertujuan
untuk menanamkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta kebudayaan
India. Tokohnya adalah Rabindranath Tagore.
4) Kongres (All Indian
National Congres) 1885.
Kongres pada dasarnya
merupakan majelis rakyat di mana duduk para wakil rakyat India dari berbagai
golongan yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan India lepas dari belenggu
penjajahan Inggris. Berdirinya Kongres tahun 1885 ini atas inisiatif Allan
Octavian Home (seorang Inggris kelahiran Skotlandia) yang simpati terhadap
perjuangan rakyat India.
Partai Kongres di
bawah pimpinan W.C. Bannerji dalam perkembangannya banyak program dan
kegiatannya yang didominasi oleh golongan Hindu. Bahkan, dari pihak Hindu yang
ekstrim menyatakan semboyan "India untuk Hindu" (India adalah Hindu).
Itulah sebabnya para tokoh Islam yang aspirasi kelompoknya tidak mendapat
tempat yang wajar dalam Kongres memisahkan diri.Pada tahun 1907 dalam Kongres
sendiri terdapat dua aliran, yakni:
a) Aliran Moderat,
yang puas dengan tuntutan swaraj atau home rule. Artinya menuntut pemerintahan
sendiri dalam lingkungan kerajaan Inggris. Tokohnya W.C. Bannerji dan Motilal
Nehru.
b) Aliran Ekstrim
(radikal) yang menuntut kemerdekaan penuh (purna swaraj) dengan tokohnya Tilak
dan Jawaharlal Nehru.
c) Liga Muslim (Muslim
League) 1906. Pada 1906 kelompok muslim keluar dari Kongres dan mendirikan
partai tersendiri, yakni Liga Muslim (Muslim League) dengan tokoh-tokohnya Moh.
Ali Jinnah, Liquat Ali Khan, dan Aga Khan.
d) Ajaran Mahadma
Gandhi
Mahadma Gandhi yang ditetapkan
sebagai Bapak Kemerdekaan India dilahirkan pada tahun 1869 di Gujarat dengan
nama kecilnyanya Mohandas Karamchand Gandhi. Sebagai tokoh Kongres beliau
menjiwai perjuangan Kongres dengan ajaran-ajarannya sebagai berikut:
1) Ahisma, artinya
melawan musuh tanpa kekerasan fisik.
2) Hartal, artinya
pemogokan, tidak melakukan pekerjaan sebagai protes
terhadap peraturan yang tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
terhadap peraturan yang tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
3) Satyagraha, tetap
setia kepada kebenaran dan menolak bekerja sama dengan Inggris; karena Inggris
salah sedangkan India berdiri di atas kebenaran. Jadi, satyagraha berarti
noncooperation.
4) Swadesi, artinya
hidup dengan usaha sendiri. Gerakan ini menganjurkan agar bangsa India dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usahanya sendiri. Akibat senjata ini
tampak adanya pemboikotan terhadap barang-barang buatan Inggris, dan ditekankan
pada penggunaan barang-barang buatan sendiri.
Dengan gerakan ini ternyata mampu meningkatkan perekonomian bangsa India. Sebaliknya, merupakan pukulan bagi ekspor Inggris ke India. Sebagai tanda penghormatan pada swadesi maka gambar “roda pemintal” tertera pada bendera kebangsaan India yang mulai berkibar pada tanggal 15 Agustus 1947.
Dengan gerakan ini ternyata mampu meningkatkan perekonomian bangsa India. Sebaliknya, merupakan pukulan bagi ekspor Inggris ke India. Sebagai tanda penghormatan pada swadesi maka gambar “roda pemintal” tertera pada bendera kebangsaan India yang mulai berkibar pada tanggal 15 Agustus 1947.
5. Pergerakan Nasionalisme di Mesir
a. Krisis Keuangan Mesir
Sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat terutama
Inggris dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir.
Pengaruh kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni saat Khedive
Ismail (1863–1879) membutuhkan uang sehubungan dengan krisisnya keuangan Mesir.
Khedive Ismail kemudian menjual sebagian besar saham Mersir pada Terusan Suez
kepada Inggris.
Di samping itu, Mesir juga meminjam uang dari Inggris dan Prancis. Mesir
karena tidak dapat membayar hutang-hutangnya maka Inggris dan Prancis masuk ke
Mesir dan memberesi hutang-hutangnya. Dengan demikian, sejak tahun 1876,
Inggris dan Prancis telah ikut campur dalam pemerintahan di Mesir.
Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya pada
saham-saham Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncul perlawanan
rakyat. Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi
Pasha (1881–1882). Mulamula gerakan ini antiorang asing (Inggris, Prancis dan
Turki), tetapi akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem
pemerintahan. Gerakan Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin al Afghani
yang ketika itu mengajar di Mesir. Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi
Pasha ini sangat membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di Mesir. Inggris
akhirnya bertindak dan berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.
b. Timbulnya Nasionalime Mesir
Mesir termasuk negara
Arab sehingga bangkitnya nasionalisme Mesir merupakan hal yang sama dengan
bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun sebab-sebab timbulnya nasionalisme Mesir
adalah sebagai berikut.
1) Adanya gerakan
Wahabi, semula merupakan gerakan agama yang kemudian memberontak pemerintahan
Turki. Dengan demikian, secara politik membangkitkan tumbuhnya nasionalisme
Mesir.
2) Adanya pengaruh
Revolusi Prancis. Ketika Napoleon Bonaparte mendarat di Mesir, ia juga membawa
suara Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham liberal dan nasionalisme
Mesir.
3) Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
3) Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
4) Adanya Gerakan Pan
Arab, yang dirintis oleh Amir Chetib Arslan dengan yang menganjurkan persatuan
semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha berhasil dipadamkan, namun cita-cita perjuangan Arabi Pasha merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang pertama di bawah pimpinan Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir secara liberal untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat bahkan kemudian menjelma menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha berhasil dipadamkan, namun cita-cita perjuangan Arabi Pasha merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang pertama di bawah pimpinan Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir secara liberal untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat bahkan kemudian menjelma menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Ketika Perang Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara
merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris menolak,
bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919 di Mesir timbul
pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan kembali.
Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari 1922.
1) Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari 1922.
1) Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
2) Inggris berhak atas
empat masalah pokok,seperti berikut:
a) mempertahakan
Terusan Suez;
b) mempergunakan
daerah militer untuk operasi militer;
c) mempertahankan
Mesir terhadap agresi bangsa lain;
d) melindungi bangsa
asing di Mesir dan kepentingannya.
Uniteral Declaration 1922 merupakan saat yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak
itu dunia internasional menganggap Mesir telah merdeka, meskipun belum penuh.
Sebaliknya, di pihak kaum nasionalis Mesir tetap tetap menentangnya sebab
Inggris tetap berhak atas empat masalah pokok tersebut di atas. Itulah
sebabnya, kaum nasionalisme Mesir terus berjuang melawan Inggris untuk mencapai
kemerdekaan penuh. Hal ini baru terwujud setelah Perang Dunia II berakhir
(Oktober 1954).
.
6.Perjuangan Kemerdekaan Lybia
Lybia merupakan daerah yang staregis sehingga jadi incaran negara-negara lain untuk menguasainya. Ini dapat dilihat dari sejarah Lybia dari abad ke 2 sampai dengan abad 19 yang sering berganti yang menguasainya. Akan tetapi yang paling terkenal menguasai Lybia adalah Italia. Pada perlawanan rakyat Lybia terhadap Italia juga melahirkan sebuah gerakan Islam yang bernama gerakan Sanussy. Gerakan Sannusy adalah suatu gerakan agama yang bertujuan mengembangkan ajaran ajaran Islam dan menanamkan cara-cara beribadah menurut Sanusy. Gerakan ini didirikan oleh Sayyid Muhamad Ali As-Sanusy. Gerakan ini yang secara gigih mengadakan perlawanan terhadap penguasa Lybia pada saat itu yaitu Italia tetapi usaha tersebut juga selalu gagal.
Tujuan Italia
menguasai Lybia adalah untuk menguasai Laut Tengah sebagai usaha awal untuk
memdirikan kerajaan Romawi baru di Afrika. Untuk menjalankan hal tersebut
Italia menggunakan cara kekerasan dengan melebur Lybia sama sekali dan
dijadikan suatu daerah
7.Pembentukan Republik Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di benua Afrika yang terletak di bagian paling selatan. Negara ini mulai terkenal sejak ditemukanya Tanjung Harapan oleh Bartolomeuz Diaz. Adapun untuk penduduk selain bangsa kulit hitam disana juga tinggal orang-orang kulit putih keturunan dari bangsa belanda yaitu orang Boer. Pada dasarnya orang Boer ini tidak suka dengan Inggris akhirnya orang Boer ini mengadakan migrasi yang besar-besaran ke daerah-daerah yang belum dikuasai oleh koloni Inggris. Saat pindah mereka menggunakan alat transportasi berupa pedati yang ditarik oleh Lembu. Peristiwa ini sampai sekarang sangat terkenal dan dikenal sebagai ” The Great Trek”, terjadi pada tahun 1836-1940. Usaha yang dilakukan bangsa Boer untuk mengadakan perlawanan pada Inggris selalu gagal dan akhirnya Afrika Selatan menjadi Domonion Inggris pada tahun 1910.
Pada tahun 1958 mulai diterapkan
politik Apartheid di Afrika selatan oleh Pemimpin partai Nasional Dr Malam.
Tahun 1958 Partai Nasional dipimpin oleh Hendrik F. Verwoerd yang juga
memperteguh Apartheid . pada saat itu muncul suara dari Penduduk kulit
putih yang merupakan minoritas untuk melepaskan Afrika Selatan dari Inggris.
Dan pada tanggal 31 mei 1961 negara Afrika Selatan resmi Merdeka dengan nama
Republik Afrika Selatan.
Gerakan Kemerdekaan Negara-negara Afrika lainya
1. Kenya dan Tanganyika
Sejarah Kenya dimulai sejak abad
ke-7 m. Dimulai dari orang orang Arab yang tinggal di sepanjang pantai.
Kemudian datanglah orang Eropa, bangsa Eropa yang pertama datang adalah
Portugis dibawah pimpinan Vasco da Gama. Perkembangan setelah itu adalah Kenya
berada dibawah Protektorat Inggris tentu saja dalam hal ini rakyat Kenya juga
ingin merdeka secara penuh. Pada masa perjuangan inilah muncul gerakan “Mau-mau”
yang mngejutkan masyarakat Eropa pada tahun 1952. Gerakan Mau-mau adalah
Sebuah organisasi rahasia yang terutama diikuti oleh masyarakat Kikuyu
dengan tujuan Untuk mengusir Pemjajah dari Kenya. Dengan juru bicara Jomo
Kenyatta. Akhirnya Kenya berhasil merdeka pada tanggal 12 Desember 1963 dan
Jomo Kenyatta diangkat sebagai perdana Menteri pertama.
Gerakan kemerdekaan juga muncul
di Tanganyika dengan tokoh Yulis Nyrere seorang pemimpin Tanganyika African
National Union ( TANU ). Mei 1961 Tanganyika Memperoleh hak mengatur pemerintahan
dan pada Desember 1961 Tanganyika resmi merdeka.
2. Kamerun
Nama Kamerun pertama diungkapkan
oleh bangsa Portugis “Rio Dos Camaoes”.Sebelum PD I Kamerun merupakan derah
protektorat Jerman. Setelah Jerman kalah dalam PD I maka Kamerun dibawah mandat
LBB. Dalam hal ini LBB menyerahkan pada Inngris dan Prancis. Kamerun dibawah
Prancis merdeka tahun 1960, sedangkan kamerun dibawah Inggris merdeka 1961.
baru pada 1972 setelah keluar undang-undang Kamerun dapat bersatu dengan nama
Republik Persatuan Kamerun dengan Presiden merangkap sebagai kepala
pemerintahan
3. Republik Somalia.
Sejarah Somalia dimulai sejak
abad ke 7 m dari orang orang Arab sebagai cikal bakalnya. Sejarah moderen
Somalia dimulai sejak dikuasai oleh Inggris yang secara bergantian
menguasai Somalia dengan Italia. Orang Somalia Inggris mulai memperjuangkan
kemerdekaanya dan berhasil pada juni 1960 disusul 1 bulan kemudian Somalia
Italia. Dan keduanya bergabung membentuk Republik Somalia. Republik ini
merupakan negara Demokrasi Parlementer sampai tahun 1969 saat presiden terbunuh
dan kekuasaan diambil alih oleh militer.
4. Angola
Orang Eropa pertama yang datang
di Angola adalah Diogo Cao dari Portugis, sehingga mulai saat itu Portugis yang
menguasai Angola. Pada saat bersamaan Inggris yang sedang memperluas wilayah
juga ingin menguasai Angola sehingga diadakan perjanjian dengan Inggris yang
mengatur wilayah perbatasan. Setelah PD II Portugis mengubah status hukum tanah
jajahan jadi Propinsi Sebrang Laut. Setelah terjadi kekacauan di Portugis
maka portugis memberikan kemerdekaan pada Angola pada tahun 1975.
Walaupun begitu bukan berarti masalah Angola selesai Karena setelah merdekapun
masih terjadi banyak kekacauan di Angola.
5. Mozambik
Sama halnya dengan Angola
Mozambik juga daerah bekas kekuasaan Portugis. Portugis juga menjadikan
Mozambik sebagai propinsi sebrang laut. Budaya portugis juga sangat kental
berlaku disana. Sama halnya dengan negara lain rakyat Mozambik juga menuntut
kemerdekaan penuh pada Portugis. Sehingga munculah gerakan pemberontakan pada tahun
1964 yang disebut Fremilo ( front pembebasan Mozambik ).dengan wadah Fremilo
rakyat Mozambik terus memperjuangkan kemerdekaan. Akhirnya setelah terjadi
kekacauan di pemerintah Portugis maka Mozambik resmi merdeka pada tanggal 25
juni 1955 dengan Presiden pertama Samora Mackel yang juga tokoh Fremilo. Selain
itu tokoh-tokoh Fremilo juga banyak diangkat sebagai pejabat pemertintah.
. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain:
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain:
- Mengadakan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955.
- Menetapkan
kelima negara peserta Konferensi Panca Negara (Konferensi Bogor) sebagai
negara-negara sponsor.
- Menetapkan
jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.
- Menentukan
tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Panca Negara sendiri
dihadiri oleh lima negara pelopor, yaitu:
- Indonesia,
diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamijoyo.
- India, diwakili
oleh Perdana Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru.
- Pakistan,
diwakili oleh Perdana Menteri Muhammad Ali Bogra.
- Srilanka,
diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.
- Burma (sekarang
Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri U Nu.
a.
Tujuan Konferensi Asia Afrika
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
- Kepentingan
bersamaa negara-negara Asia Afrika.
- Meningkatkan
kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Kedaulatan
negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.
- Kedudukan
negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
b.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.
Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:
Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:
- Ketua
Komite
: Mr. Ali Sastroamijoyo
- Ketua
Komite Ekonomi
: Prof. Ir Rooseno
- Ketua
Komite Kebudayaan
: Mr. Moh. Yamin
- Sekretaris
Jenderal
: Roeslan Abdul Ghani
Berbagai masalah yang dibahas dalam
konferensi tersebut antara lain:
- Usaha untuk
meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi
manusia.
- Hak menentukan
nasib sendiri.
- Rasialisme
(perbedaan warna kulit).
- Kerjasama
internasional.
- Masalah
pelucutan senjata.
- Masalah rakyat
yang masih terjajah di Afrika Utara.
- Masalah Irian Barat.
Langganan:
Postingan (Atom)